Kena Diabetes Di Usia Muda, Begini Kisah Penderita Jaga Referensi Hidup
Foto: Akfa Nasrulhak Foto: Akfa Nasrulhak

Jakarta - Diabetes tak melulu diakibatkan sebab faktor keturunan. Karena pada dasarnya, diabetes ialah kondisi di mana insulin (hormon yang membantu metabolisme gula) tidak bekerja dengan seharusnya, sehingga kadar gula di dalam darah melebihi batas normal. Hal ini sanggup terjadi mulai dari faktor gaya hidup sampai kondisi medis tertentu.

Hidup dengan diabetes atau menjadi diabetisi (penyandang diabetes) tentu tidak mudah. Ada aneka macam problem yang tidak dihadapi oleh mereka dengan gula darah normal. Salah satunya Sekar (31) yang mengembangkan kisah perihal pengalaman hidupnya sebagai penyandang diabetes.

"Saya salah satu penyandang diabetes. Kaprikornus ketika umur 27 tahun, saya terdiagnosa diabetes. Sekarang saya sudah 31 tahun, jadi sudah 4 tahun saya terdiagnosa diabetes," ujar Sekar dalam program media breafing kampanye 'Lawan Diabetes Bersama Dia' oleh Diabetasol Jakarta, Rabu (13/11/2019).


Meski begitu, Sekar tampak sehat dan bugar tak mencirikan dirinya penyandang diabetes. "Bahkan ketika saya bilang ke orang-orang, saya punya penyakit gula lho. Pastinya mereka bilang masa sih," ujarnya.

Sekar pun membagi dongeng awalnya terdiagnosa sebagai penyandang diabetes. Saat hamil di usia 27 tahun, ia mengaku sering merasa haus dan lapar. Padahal, ia juga sering minum dan makan, namun tidak berdampak menghilangkan rasa lapar.

"Waktu itu pas lagi hamil ada gejalanya haus terus, rasa hausnya itu tidak hilang-hilang, kayak di padang gurun. Walaupun sudah minum, tapi rasanya kering di kerongkongan. Terus saya juga selalu lapar, lapar terus. Saya pikir orang hamil masuk akal lah lapar terus. Tapi dihitung-hitung sekitar 10 kg saya kehilangan berat tubuh dikala hamil itu. Harusnya kan hamil berat tubuh bertambah, ini malah berkurang drastis," bebernya.

Selain itu, pasca melahirkan, Sekar juga menemukan tanda-tanda lainnya, menyerupai banyaknya semut merah di toilet, sampai seringnya buang air kecil di malam hari. Hingga kesudahannya ia konsultasi ke dokter, dan menerima diagnosa positif terkena diabetes.

"Awal-awal saya menolak dengan diagnosa itu, saya bilang nggak mungkin sebab nggak ada riwayat keluarga, teladan hidup sehat juga benar nggak suka minum minuman anggun dan segala macam. Ternyata, berdasarkan dokter bisa, sebab diabetes itu bukan hanya turunan sebab sanggup terjadi akhir infeksi," ujarnya.

Setelah ia menyadari mengalami diabetes, ia pun mengatur teladan hidup sehat. Meskipun tak terlalu ketat, paling tidak hal-hal kecil dan rutin dilakukan membuatnya sanggup waspada dan tidak terjadi komplikasi diabetes.

"Pola makan saya menyerupai orang pada umumnya. Cuma saya lebih membatasi karbohidrat dan gula-gula yang saya konsumsi. Saya juga biasa melaksanakan olahraga setiap hari, khususnya di pagi hari. Kayak jalan pagi selama 30 menit berkeliling," ujar Sekar

"Untuk teladan makannya, saya harus beberapa kali konsultasi sebab akan dihitung berapa kalori yang harus dimasukkan dan nutrisi lain segala macam. Awalnya saya ukur, tapi sebab ini penyakit tahunan lama-lama saya terpelajar sendiri. Kira-kira makan saya segimana," tambahnya.


Selain itu, Sekar juga menekankan untuk menjaga kudapan supaya gula darah tidak tiba-tiba rendah atau disebut hypoglikemi. Kondisi ini sanggup saja menimbulkan seseorang mengalami gangguan fungsi otak.

"Camilan juga harus, sebab jikalau tidak ngemil sanggup gula rendah. Karena saya juga pernah mengalami gula rendah. Minimal sekali dalam sehari mengalami hypoglikemi (gula darah rendah), cuman tidak parah. Kalau malam juga suka ngedrop, jadi saya suka minum susu sebelum tidur. Kalau tidak, biasanya kan penyandang diabetes waktu kritisnya jam 2 malam. Nah, jikalau kita minum susu sebelumnya, insyaallah tidak akan terjadi hypoglikemi di dikala jam itu," pungkasnya.

Simak Video "Menu Diet ala Korea Ini Bisa Cegah Diabetes Loh!"
[Gambas:Video 20detik]

Sumber detik.com

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama