Kisah Inspiratif Mangku Sitepoe, Dokter Bertarif Rp 10 Ribu Di Jaksel
dr Mangku Sitepoe rela dibayar Rp 10 ribu demi membantu sesama (Foto: Rengga Sancaya/detikHealth) dr Mangku Sitepoe rela dibayar Rp 10 ribu demi membantu sesama (Foto: Rengga Sancaya/detikHealth)

Jakarta - Kisah inspiratif tiba dari seorang dokter berusia 84 tahun. Kakek berjulukan lengkap Mangku Sitepoe ini mengabdikan diri untuk menolong masyarakat berpenghasilan rendah dengan menawarkan pelayanan kesehatan dan rela dibayar hanya Rp 10 ribu.

Bersama 3 rekannya pada tahun 1995, laki-laki kelahiran tanah Deli, Sumatera Utara ini menggagas klinik pengobatan gratis yang diberi nama Klinik Pratama Bhakti Sosial Kesehatan Santo Yohanes Penginjil di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Klinik ini bediri dengan niat ikhlas untuk membantu sesama.

"Saya ingat waktu itu salah satu rekan saya, Prof Iwan Dharmansyah menyampaikan bahwa setiap individu yang punya nalar sehat niscaya punya yang namanya altruisme di mana orang tersebut punya impian untuk membantu sesama," kata dokter lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Sumatera Utara (USU) ini.

Selain itu, pengobatan gratis biasanya hanya dilakukan sekali, sedangkan beberapa penyakit membutuhkan waktu pengobatan yang lama. Berangkat dari kepedulian tersebut, didirikanlah balai pengobatan gratis bakti sosial berkesinambungan.

Sampai tahun 2000-an pengobatan tidak dipungut biaya sepeserpun, termasuk obat-obatan juga diberikan gratis. Namun, alasannya ada oknum-oknum bandel yang menjual kembali obat-obatan yang diberikan, semenjak ketika itu pengobatan mulai berbayar. Awalnya cuma Rp 2.500, dan hingga ketika ini menjadi Rp 10 ribu.

Tahun 2003, alasannya klinik semakin ramai, dibukalah cabang dengan nama Klinik Pratama Bhakti Sosial Kesehatan Santo Tarsisius di Kebayoran Lama.



Berpraktik bagi dr Mangku tak semata-mata cuma untuk cari uang.Berpraktik bagi dr Mangku tak semata-mata cuma untuk cari uang. Foto: Rengga Sancaya/detikHealth


Dokter-dokter di klinik ini berpraktik atas nilai kemanusiaan. Meskipun hanya berbayar Rp 10 ribu, pengobatan tidak pandang bulu. Setiap pasien diberikan layanan kesehatan yang menyeluruh. Bahkan untuk setiap pasien baru, investigasi terkadang dapat memakan waktu 10 hingga 15 menit.

"Kami hingga ketika ini masih mengabdi. Makanya saya ke mana-mana naik angkutan umum mikrolet alasannya saya juga nggak punya uang. Hanya mengandalkan uang pensiun saja sama proteksi anak-anak. Saya hidup dari situ," tutur dokter Mangku.

Selain mengobati manusia, dokter Mangku juga punya latar belakang sebagai dokter hewan. Bagi dokter Mangku salah satu alasannya berteguh mengabdi menolong sesama dalam bakti sosial ialah alasannya tujuan hidupnya untuk membahagiakan makhluk hidup.

"Saya nggak pernah praktik untuk cari uang. Kita hidup tuh untuk apa sih? Kalau saya maunya to make others happy. Itu pujian saya, jadi saya ingin membantu sesama. Saya bangga, senang, puas jikalau sudah menyembuhkan makhluk hidup," jelasnya sambil tersenyum.

"Kita hidup tuh untuk apa sih? Kalau saya maunya to make others happy." Foto: Rengga Sancaya/detikHealth




Dokter Mangku berpesan bagi dokter-dokter muda untuk terus membantu sesama sesuai dengan sumpah dokter.

"Bukan komersial cari duit saja tapi juga untuk sosial, dapat bantu sesama," pesannya.

Kakek kelahiran Sumatra Utara ini mengaku akan terus berbakti menawarkan pelayanan kesehatan sosial bagi sesama makhluk hidup hingga final hayatnya.



Simak Video "Kata Dokter Jiwa soal Ramai 'Keluhan' Pasca Nonton Joker"
[Gambas:Video 20detik]

Sumber detik.com

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama