Jakarta - Tahun 2020 telah ditetapkan ada 16 hari libur nasional dan 4 hari cuti bersama. Nah, biasanya kebanyakan orang akan bersemangat ketika mendengar kata libur? Apakah tandanya ia tidak bahagia dengan pekerjaanya?
Psikolog Veronica Adesla dari personal Growth mengatakan, setiap orang perlu rehat. Waktu untuk liburan, refreshing, relaxing bersama keluarga dan teman, harus diseimbangkan dengan waktu kerja.
"Belum tentu orang yang senang libur, ia enggak senang sama pekerjaannya. Sesuka apapun kita sama pekerjaan, tetep butuh waktu rehat," katanya pada detikHealth, Rabu (28/8/2019).
Ia menambahkan, mungkin ketika ini banyak perusahaan yang lebih fleksibel soal jam kerja. Kkaryawan yang dapat kerja di manapun tanpa harus ke kantor, tapi di satu sisi tuntutan kerjanya pun semakin berat dan sasaran yang harus dicapai semakin tinggi.
"Seiring dengan beratnya tuntutan ini. kebutuhan kita untuk senang-senang dan relaksasi juga tinggi. Makanya jikalau ada libur panjang hepi lah orang-orang," jelasnya.
Kenapa sih kita perlu liburan? Veronica menjelaskan, dengan liburan kita mengasah aspek kehidupan yang lain. Seperti, aspek interpersonal kita. Mungkin di daerah kerja interpersonal memang ada, tapi konteksnya perkerjaan.
"Kita keluar dari rutinitas untuk menikmati hidup dengan sesuatu yang berbeda. Liburan dapat menciptakan kita sehat secara mental alasannya ialah tanpa itu tense kita jadi tinggi," pungkasnya.
Simak Video "Apa Sih Quarter Life Crisis?"
[Gambas:Video 20detik]
Posting Komentar