Menanti Tol Langit Yang Sebenarnya
Menanti Tol Langit yang Sebenarnya

Jakarta -
Tentu kita masih ingat ketika calon Wapres Maruf Amin, di sebuah kegiatan relawan pada Februari 2019 kemudian memberikan bahwa pemerintahan Presiden Jokowi telah membangun infrastruktur komunikasi digital di Indonesia, yang lebih dikenal dengan istilah tol langit. Tol langit ini diarahkan untuk meningkatkan aksesabilitas komunikasi internet di seluruh wilayah Indonesia. Dalam debat cawapres pada Maret 2019, Maruf Amin kembali memberikan bahwa dengan dibangunnya infrastruktur langit akan berdampak kepada percepatan pertumbuhan ekonomi digital. Satu pola yang disampaikan yaitu dengan tumbuhnya 1000 start up dalam kurun waktu 4 tahun.

Apabila merujuk ke informasi yang disediakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan banyak sekali sumber pemberitaan media online, tol langit yang disampaikan di atas mengacu kepada kombinasi proyek Palapa Ring dan jaringan serat optik provider telekomunikasi yang sudah ada. Palapa Ring yakni kegiatan pemerintah berupa proyek pembangunan jaringan kabel serat optik nasional.

Jaringan serat optik ini dirancang untuk menjangkau 34 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh wilayah Indonesia. Dengan luasnya cakupan wilayah, total panjang kabel optik di bahari mencapai 35.280 kilometer dan kabel optik di daratan mencapai 21.807 kilometer. Dengan terwujudnya jaringan ini, nantinya seluruh wilayah Indonesia sanggup menikmati layanan internet mirip yang dirasakan oleh masyarakat di Pulau Jawa atau kota-kota besar lainnya.

Pada dasarnya, jikalau hanya dikaitkan dengan infrastruktur fiber optik, kegiatan pembangunan serat optik yang menjangkau seluruh wilayah Indonesia ini belum sempurna disebut sebagai perwujudan tol langit. Mungkin lebih sempurna disebut sebagai proyek pemerataan kecepatan terusan komunikasi data berbasis kabel. Jaringan kabel optik ini "hanya" berperan sebagai backbone atau penghubung backbone dengan fasilitas broadband kecepatan tinggi.

Padahal, ketika ini sebagian besar pengguna layanan digital berbasis nirkabel dan bergerak. Status nirkabel dan kemampuan bergerak menciptakan teknologi digital diminati dan dipakai oleh banyak orang dan pada alhasil mendukung pertumbuhan ekonomi digital. Ditambah lagi, kegiatan Palapa Ring yang ditujukan untuk menjangkau daerah terluar Indonesia tidak akan menambah kecepatan terusan para pengguna layanan digital di daerah perkotaan.

Sementara, kegiatan ekonomi digital terpusat di kota dan para pelakunya didominasi oleh warga perkotaan. Seharusnya, terusan komunikasi kecepatan tinggi, yang sanggup kita sebut dengan tol langit, lebih mendesak disediakan di daerah perkotaan yang mempunyai konsentrasi pengguna komunikasi digital yang sangat besar.

Dengan memperhatikan sebagian besar pengguna layanan komunikasi yang nirkabel dan bergerak, serta spesifikasi teknis --meliputi kecepatan terusan data yang besar, banyaknya perangkat yang tersambung di jaringan, dan kebutuhan delay transmisi data yang sangat kecil-- maka harapan mewujudkan tol langit untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital lebih realistis dilakukan dengan menerapkan teknologi 5G. Penerapan teknologi ini sanggup dilakukan di daerah perkotaan ataupun pribadi di daerah pedesaan.

Ada tiga karakteristik utama teknologi 5G, sering disebut dengan segitiga 5G, yang akan membawa perubahan besar dan membedakannya dibanding teknologi pendahulunya. Pertama, teknologi 5G mempunyai kecepatan terusan yang jauh lebih cepat dibanding 4G. Dengan kecepatan maksimum hingga 20Gbps, maka transfer data mirip terusan video dan tele-conference akan sangat cepat dan andal. Di samping itu, terusan layanan video 3D dan layar UHD juga akan semakin lebih gampang diwujudkan.

Selain menyediakan layanan "mewah" kepada konsumen, fasilitas terusan kecepatan tinggi ini juga mendukung para orang-orang kreatif yang ingin memproduksi video-video bermutu di internet. Dengan terusan internet kecepatan, teknologi augmented reality (AR) di banyak sekali lokasi juga menjadi lebih gampang dilakukan. Teknologi AR ini sangat berpotensi dipakai untuk bidang pendidikan dan dunia pariwisata.

Kedua, teknologi 5G mempunyai waktu latensi yang sangat rendah, di bawah 10ms. Dengan karakteristik ini, maka teknologi 5G sangat potensial dipakai untuk mendukung kendaraan beroda empat otonom, operasi medis jarak jauh, dan otomatisasi industri. Ketiga, teknologi 5G memungkinkan konektivitas perangkat yang masif, atau lebih sering disebut dengan "massive IoT". Jaringan IoT yang masif ini sanggup dipakai untuk mewujudkan smart home, smart building, smart city, konektivitas moda transportasi.

Pada dasarnya, sangat banyak peluang para start-up digital Indonesia untuk berkreasi dan berinovasi dalam memberdayakan teknologi IoT di masa yang akan datang. Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia menyatakan bahwa potensi IoT di Indonesia sebesar 400 juta perangkat dengan nilai bisnis sebesar Rp 444 triliun pada tahun 2022.

Sebenarnya ada karakteristik 5G yang juga sangat penting yang tidak dimasukkan ke dalam segitiga 5G, yaitu kemampuan membangun jaringan virtualnya. Dengan memakai konsep virtualisasi jaringan, teknologi 5G memungkinkan jaringan pribadi (private network) sebuah perusahaan atau organisasi melalui jaringan komunikasi seluler. Hal ini memungkinkan perusahaan atau organisasi mempunyai jaringan pribadi yang lebih fleksibel, aman, gampang dikelola dan biaya relatif lebih terjangkau. Mereka tidak perlu investasi perangkat jaringan komputer dan sumber daya insan untuk mengelola jaringan.

Peluang Pemanfaatan

Saat ini kita mengenal dan sedang memakai teknologi 4G. Vendor mirip Ericsson dan Huawei menyediakan perangkat ke provider. Provider telekomunikasi mirip Telkomsel dan XL menyediakan layanan terusan komunikasi ke pelanggan. Kedua pihak ini memperoleh pendapatan dari barang atau jasa yang mereka jual. Sementara itu, banyak pihak lain yang menerima laba dari keberadaan teknologi 4G ini. Sebut saja para penyedia layanan over-the-top mirip WhatsApp, Skype, Viber, Netflix and Telegram. Penyedia layanan sosial media mirip Facebook, Instagram, Twitter. Penyedia jasa layanan pencarian mirip Google. Termasuk juga di dalamnya aplikasi-aplikasi yang umum dipakai di Indonesia ketika ini mirip Gojek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka.

Pada teknologi 5G, semua layanan yang disebut di atas masih akan tetap eksis dan malah lebih berkembang. Selain itu, dengan memperhatikan karakteristik 5G, maka layanan atau aplikasi yang sanggup dilewatkan melalui jaringan 5G akan semakin banyak. Kalau 4G diibaratkan sebagai jalan raya langit, maka ia telah berhasil memfasilitasi banyak aplikasi yang kita kenal selama ini mirip Youtube, aplikasi sosial media, aplikasi messaging, video conference, dan komputasi awan. Hal ini juga berlaku untuk 5G.

Kalau teknologi 5G diibaratkan dengan jalan tol langit, maka layanan yang ada pada 4G akan secara otomatis sanggup diakomodasi di 5G. Kemudian ditambah dengan layanan-layanan canggih lainnya yang mencakup augmented reality, smart city, smart building, driverless car, streaming video 3D, industry automation, dll.

Teknologi 5G sudah mulai beroperasi di banyak sekali negara di dunia mirip Korea Selatan, Inggris, AS, dan Pakistan. Di Korea Selatan, 5G sudah mulai beroperasi pada April 2019, dan ketika ini pelangganya sekitar 1juta. Di Inggris sudah mulai beroperasi sekitar bulan Juli lalu. Beberapa operator yang sudah me-launching jaringan 5G di antaranya Vodavone, EE, Three, dan 02. Sementara itu, Indonesia gres berencana merilis layanannya secara komersial pada 2022.

Kalau diperhatikan, baik negara yang sudah mengoperasikan 5G atau negara yang gres melaksanakan uji coba, sebagian besar masih sebatas pada aplikasi komunikasi kecepatan tinggi perangkat bergerak (mobile broadband). Sementara pola studi kasus pemanfaatan jaringan 5G untuk masif IoT, smart city, tele-surgery, kendaraan beroda empat otonom, augmented reality, dan otomatisasi industri masih sebatas riset dan pengembangan oleh industri dan perguruan tinggi tinggi.

Sebagai contoh, beberapa bulan yang kemudian saya menghadiri sebuah presentasi yang dilakukan oleh Kepala Pusat Penelitian Networking dari Bristol University. Dia menceritakan kolaborasi penelitian dengan banyak sekali vendor mirip Huawei, Nokia, dan Ericsson untuk merancang dan mengimplementasikan prototip pemanfaatan 5G.

Ada dua proyek mereka yang sudah selesai. Pertama yakni implementasi IoT untuk smart city di satu sudut kota Bristol. Kedua, mereka menciptakan aplikasi augmented reality (AR) pada daerah wisata Pemandian Romawi di Bath. Dengan aplikasi AR ini, para turis sanggup melihat melalui perangkat khusus kejadian-kejadian unik dan mendebarkan yang terjadi pada masa lampau di pemandian Romawi, Kota Bath.

Pengembangan layanan untuk teknologi 5G ini tentu juga menjadi peluang bagi para start-up teknologi dan pusat penelitian universitas yang ada di Indonesia. Pihak universitas dan perusahaan start-up perlu menjalin komunikasi dan kolaborasi dengan para vendor teknologi 5G.

Dengan adanya kolaborasi yang baik, contohnya vendor menyediakan perangkat dan sistem komunikasi, sementara pusat penelitian universitas dan start-up teknologi menyediakan tenaga peneliti, maka sangat dimungkinkan banyak studi kasus pemanfaatan 5G yang akan dihasilkan dari pusat penelitian. Misalnya aplikasi IoT untuk smart city, sistem monitoring kualitas lingkungan, IoT untuk keperluan rantai pasok barang dan jasa, dan kendaraan otonom. Untuk pariwisata, salah satu studi kasus yang bisa diteliti yaitu pengembangan AR pada daerah-daerah wisata alam Indonesia mirip Danau Toba dan Candi Borobudur.

Dengan demikian, kita tidak hanya terjebak pada hype dan kisah indah yang ditawarkan oleh 5G, tetapi juga sanggup berperan untuk menyediakan layanannya secara mandiri. Walaupun jalan tol langitnya harus memakai teknologi dari para vendor, yang notabene berasal dari luar negeri, kita masih tetap bisa berbangga alasannya sanggup mendesain dan menciptakan banyak "kendaraan" yang melaju pada jalan tol langit tersebut.

Deni Lumbantoruan dosen Institut Teknologi Del, mahasiswa kegiatan doktor Kings College London


Tulisan ini yakni kiriman dari pembaca detik, isi dari goresan pena di luar tanggung jawab redaksi. Ingin menciptakan goresan pena kau sendiri? Klik di sini sekarang!

Sumber detik.com

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama