S.D. Darmono, Sosok Sederhana Dengan Ajaran Menembus Batas
S.D. Darmono, Sosok Sederhana dengan Pemikiran Menembus BatasSetyono Djuandi Darmono (Foto Dok. Jababeka)

Jakarta -

Dalam tiga hari ini, nama Setyono Djuandi Darmono atau yang biasa disingkat S.D. Darmono kerap menghiasi aneka macam pemberitaan media cetak dan online hingga media umum dan grup layanan percakapan ibarat WhatsApp. Sarannya wacana bagaimana memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan agama, sempat menuai kecaman.

Memang hal-hal sensitif ini tampaknya tabu untuk dibicarakan bahkan didiskusikan. Bisa dipahami bahwa setiap orang mempunyai penafsiran yang berbeda-beda, meski tujuan mereka sama.

Penulis tidak ingin terlalu berpolemik mengenai aneka macam penafsiran terhadap apa yang disampaikan S.D. Darmono. Semua pendapat harus kita hormati, dan tidak sanggup dipaksakan harus sama sesuai alam pikiran kita. Pemikiran seorang Darmono memang kadang sulit dipahami kalau kita hanya mengenal kulitnya. Terkait hal tersebut, penulis ketika dilibatkan dalam pembuatan buku pertamanya memperlihatkan tawaran judul bukunya tersebut ialah "Menembus Batas".

Sebuah kehormatan yang luar biasa mengenal dia lebih dekat, sosok sederhana yang fasih berbahasa Jawa halus. Awal bulan Januari 2001 pertama kali penulis bertemu ayah dari tiga orang putera ini di Menara Batavia, Jakarta. Beliau bicara mengenai pengembangan daerah industri di Cikarang. Dari lahan tandus atau diistilahkan tempat jin buang anak ini disulap menjadi kota industri internasional yang membuka ratusan ribu lapangan kerja dan peluang usaha.

Pemikirannya ialah ingin mengakibatkan Cikarang sebagai kota madani, ibarat Madinah ketika jaman Nabi Muhammad SAW. Di mana masyarakatnya hidup serasi dan saling menghormati. Untuk itulah, penulis memberikan wangsit penerbitan sebuah media cetak yang berfungsi sebagai sarana edukasi kepada warga Cikarang.

Dari awal pertemuan tersebut, penulis mulai mengenal dia sebagai sosok yang visioner. Tidak sedikit wangsit dan konsepnya menyebarkan sebuah project menerima saingan dari bulat administrasi perusahaan. Salah satunya, penulis pernah menerima salinan "memorandum internal" di mana dia berusaha meyakinkan direksi akan pendirian sebuah universitas di Cikarang.

Menurutnya, investasi pendidikan tidak sanggup menghasilkan benefit secara instan, tidak sama ibarat menjual produk properti dan industri yang menjadi core bisnis perusahaannya. Butuh belasan hingga puluhan tahun, bahkan ratusan tahun ibarat universitas-universitas ternama di dunia.

Perhatiannya terhadap dunia pendidikan, memang tidak lepas dari perjalanan hidupnya dalam memperoleh ilmu di kursi pendidikan. Pendiri President University ini ingin pendidikan di Indonesia menghasilkan lulusan yang berkarakter. Menurutnya, pintar saja tidaklah cukup, tapi harus berkarakter yaitu jujur, pekerja keras, ulet dan penuh cinta kasih. Di sinilah diharapkan pendidikan kebijaksanaan pekerti yang lebih kuat, tidak hanya sekedar anak pintar alasannya ialah menghafal secara teori. Namun dia sanggup mempraktikkan pedoman kebijaksanaan pekerti di kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Peraih penghargaan Ernst & Young's Entrepreneur of the Year Award kategori Industry & Manufacturing tahun 2004 ini ingin terus mengabdikan dirinya untuk membangun bangsa. Suatu ketika dia memberikan ingin pensiun dan fokus momong cucu. Namun panggilan jiwa untuk negeri, tidak sanggup diabaikannya. Bahkan dia semakin tertantang untuk mencari solusi problem bangsa. Contohnya di daerah tambak di pesisir Kendal Jawa Tengah yang sering mengalami abrasi, ingin disulapnya menjadi daerah industri internasional supaya taraf hidup masyarakat lokalnya terangkat.

Kabupaten Kendal sudah sangat usang oleh pemerintah daerah dan provinsi ingin dijadikan daerah industri. Namun tidak ada investor yang menyentuhnya dengan pertimbangan membutuhkan investasi yang sangat tinggi terutama ketika penyiapan lahan dan infrastrukturnya. "Kalau bukan kita siapa lagi yang mau mengambil resiko ini. Yen wani-wani yen wedi-wedi," ungkap sosok yang suka tirakat dan vegetarian ini.

Kiprah S.D. Darmono dalam memajukan bangsa tidak hanya dibidang industri dan pendidikan, tetapi juga sosial budaya dan pariwisata. Jiwa sosial S.D. Darmono membuatnya sangat aktif dalam aneka macam yayasan sosial. Salah satunya, bersama Prof. Komarudin Hidayat dan tokoh lainnya mendirikan Yayasan Tidar Heritage yang bertujuan merevitalisasi dan menyebarkan komunitas di daerah Candi Borobudur dan daerah sekitarnya.

Sementara di bidang pariwisata dengan menyebarkan daerah wisata Tanjung Lesung (Banten) dan Morotai (Maluku Utara). Bahkan Beliau pernah menjadi ketua wali amanah PT Pembangunan Kota Tua Jakarta yang mempunyai kegiatan revitalisasi Kota Tua.

Meski menjadi pengusaha sukses dan ikut berkontribusi bagi pembangunan Indonesia, tetapi pembawaan S.D. Darmono tetap sederhana. Dari semenjak awal penulis bertemu hingga kini tidak pernah berubah. S.D. Darmono tidak mengambil jarak dengan siapapun, baik di lingkungan internal perusahaannya maupun dengan aneka macam tokoh bangsa.

Tak ada gading yang tak retak, setiap insan mempunyai kekurangan, alasannya ialah kesempurnaan hanya milik Allah. Belajar bijak memahami apa yang kita lihat dan dengar ialah proses pematangan diri.

Penulis: Kris Cahyono, pendiri Cikarang Pos, Cikarang Magazine, Tabloid Industri, media online cipostv dan berita kadin



Sumber detik.com

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama