Tas berbahan denim/Foto: Eko Sudjarwo
Lamongan -Berawal dari hobi sang istri menciptakan tas berbahan jeans, pasangan ini sanggup meraup omzet Rp 50 juta/bulannya. Pasutri Miftakhul Farid (27) dan Rima Yuni Fridayanti (27) ini menciptakan tas berbahan kain denim atau jeans. Usaha yang sudah berjalan semenjak 2013 itu ia pelajari secara autodidak."Saya menekuni perjuangan ini supaya memiliki tas yang beda dengan yang lainnya namun dari karya aku sendiri. Saya belajarnya juga otodidak," kata Farid menceritakan awal mula menciptakan tas berbahan dasar kain denim atau jeans tersebut, Jumat (15/2/2019).
Selain berguru secara autodidak, ia dan istrinya juga menerima banyak informasi dari internet. Dalam berkreasi, Farid dan Rima menggunakan dua jenis bahan. Yakni denim lokal dan denim impor dari jepang.
"Yang lokal untuk produk yang standar, dengan range harga Rp 40 ribu - Rp 250 ribu. Jenis bahannya dry denim 14ozz dan wash denim 14ozz," ujar Farid.
Sedangkan materi denim impor dipakai khusus untuk untuk produk premium dan limited edition. Produk yang dibentuk dalam jumlah terbatas dengan kisaran harga Rp 375 ribu - Rp 800 ribu.
Foto: Eko Sudjarwo |
"Yang materi impor ini kami menggunakan jenis materi selvedge denim popeye yang kami datangkan dari Jepang dan kami ambil dari suplyer lokal yang mendatangkan materi impor," tambahnya.
Menariknya, ternyata perjuangan tersebut juga bermula dari hobi. Yakni hobi sang istri menciptakan tas semenjak masih mengenyam dingklik perkuliahan.
"Awal mula bisnis ini dari istri aku yang hobi buat tas semenjak zaman kuliah. Dan usang kelamaan kami dipertemukan dan sanggup saling berbagi konsep dan ide kami," lanjutnya
Mengapa kain denim? Menurut Farid materi jeans itu long lasting atau awet sepanjang zaman. Kini ia juga berhararap usahanya begitu. Tas-tas yang mereka buat tidak akan kehilangan peminat.
"Bahannya pun kuat, nilai seni nya pun banyak sekali, materi denim dari materi mentah, washing hingga sudah sobek2 pun masih terlihat eksotis," kata Farid menyebut alasannya menggunakan kain denim.
Foto: Eko Sudjarwo |
Hingga kini, Farid dan istrinya sudah menjual tas denim kreasi mereka ke Jakarta, Bali dan di beberapa kota lainnya. Untuk sistem pemasaran, mereka menggunakan sistem distributor di 3 kota Yakni di Lamongan, Tuban dan Jombang.
Untuk penjualan secara online melalui retail, mereka sudah mengirim barang ke Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, Medan, Jakarta, Manado, NTT, Balikpapan dan Samarinda.
Suami istri yang tinggal di Desa Blawirejo, Kecamatan Kedungpring itu mempekerjakan setidaknya 8 orang. Sebagian dari mereka berkebutuhan khusus.
Mereka sanggup menghasilkan 1000 tas setiap bulannya dengan model biasa yang tidak terlalu rumit. Untuk model yang rumit, biasanya mereka sanggup menciptakan tas sebanyak 600 hingga 700 tas saja. Mulai dari proses awal pengguntingan hingga penjahitan.
"Memang mas, karyawan semua banyak orang berkebutuhan khusus. Karena aku proritaskan selama ini ibarat itu. Karena beberapa orang tersebut, tentunya sangat susah sekali mencari pekerjaan di manapun dengan keterbatasan tersebut dan minder alasannya kondisi mereka. Tapi kami sanggup membantu mereka bekerja," kata Rima.
Foto: Eko Sudjarwo |
Dari usahanya itu, Farid dan Rima meraup omset yang tidak sedikit setiap bulannya. Yakni Rp 40 juta hingga Rp 50 juta.
Bahkan, Farid masuk dalam 20 besar UKM yang digelar di Jakarta. "Kami juga bermitra dengan kegiatan Sekolah Menengah kejuruan mini Jawa timur dalam training dan pemberdayaan dari tahun 2016 hingga kini dengan 300 penerima yang kebanyakan ialah ibu rumah tangga, santri pondok dan alumnus siswa SMK," pungkas Rima.
Sumber detik.com
Posting Komentar