Lamongan -Bisnis online dikala ini mengalahkan bisnis konvensional. Untuk itu, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) akan menyiapkan dan menyikapi regulasi yang ada sehingga sistem bisnis secara online ini sanggup berjalan dengan baik sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia.
Ketua KPPU, Kurnia Toha menyebut, bisnis online atau yang dikala ini dikenal dengan istilah ekonomi digital meningkat sangat pesat. Bahkan, kata Kurnia, beberapa swalayan besar yang berada di kota-kota metropolitan banyak yang mulai tutup atau melarat dikarenakan adanya bisnis online secara masif.
"Tentu ini akan menjadi sebuah perhatian khusus dari KPPU bagaimana menyiapkan dan juga menyikapi regulasi yang ada sehingga sistem bisnis secara online ini sanggup berjalan dengan baik sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia," kata Kurnia Toha dikala sosialisasi wacana tugas dan fungsi KPPU kepada akademisi di universitas Islam darul ulum (Unisda) Lamongan, Kamis (31/10/2019).
Komisioner lainnya, Guntur Saragih menambahkan, KPPU akan memfokuskan penanganan kasus wacana ekonomi digital. Pasalnya, tandas Guntur, dari laporan e-Conomy SEA 2019 yang pernah dirilis oleh Google, Temasek dan Bain menyatakan perkembangan ekonomi digital indonesia yaitu yang terbesar dan tumbuh paling cepat di Asia tenggara dengan proyeksi mencapai USD 40 miliar atau 567,409 triliun pada tahun 2019 dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 49 persen.
"Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia tenggara tahun ini, mengalahkan beberapa negara tetangga yakni Thailand (USD 16 miliar), Singapore (USD 12 miliar), Vietnam (USD 12 miliar), Malaysia (USD 11 miliar) dan Filipina (USD 7 miliar)," terang Guntur.
Data ini, lanjut Guntur, akan menjadi pemicu bagi anggota KPPU biar lebih memfokuskan pada ekonomi digital alasannya yaitu Indonesia menjadi negara yang cukup potensial dan seksi dalam bisnis model ini.
"Fokus pada ekonomi digital ini sekaligus juga menjawab kritikan beberapa pakar dan andal bahwa penangan kasus yang ditangani oleh KPPU didominasi oleh soal tender, yakni berkisar 80 persen," terang Guntur dalam kegiatan yang dihadiri 200 lebih penerima ini.
Sementara Rektor Unisda Lamongan Ainun Masruroh mengatakan, sebagai wujud derma terhadap persaingan yang sehat, Unisda telah membentuk membentuk beberapa kelompok kajian, baik di fakultas maupun di kegiatan studi. "Kelompok kajian ini beranggotakan dosen-dosen yang mumpuni dan professional," jelasnya.
Ainun mengungkapkan, sosialisasi oleh KPPU di Unisda Lamongan ini menjadi hal yang penting. Sebab persaingan perjuangan menjadi salah satu faktor penting dalam menjalankan roda perekonomian negara, sanggup mensugesti kebijakan yang berkaitan wacana perdagangan, industri, iklim perjuangan yang kondusif, kepastian dan kesempatan berusaha, efisiensi, kepentingan umum, kesejahtraan rakyat dan lain sebagainya.
"Saya selaku rektor berkomitmen untuk membekali mahasiswa dengan pengalaman dan informasi serta melibatkan pribadi mahasiswa terbaik untuk mengambil serpihan di KPPU sentra ataupun Wilayah," pungkas Ainun dalam kegiatan yang juga dihadiri oleh Komisioner KPPU lainnya, M Afif Hasbullah itu.
Simak juga video "Tren Berbisnis di Twitter Kian Melonjak" :
Sumber detik.com
Posting Komentar