Keenakan Pakai Ojol, Angka Diabetes Di Perkotaan Meningkat
Apa-apa pakai ojol, kemudian mengeluh berat tubuh nggak turun-turun. (Foto: Grandyos Zafna) Apa-apa pakai ojol, kemudian mengeluh berat tubuh nggak turun-turun. (Foto: Grandyos Zafna)

Jakarta - Masyarakat yang tinggal di tempat urban lebih rentan terkena risiko diabetes. Hampir dua pertiga dari total penderita diabetes melitus tinggal di tempat perkotaan. Beberapa faktor menghipnotis ibarat contoh hidup yang kurang baik dan kurangnya acara gerak.

Setiap orang niscaya menginginkan kemudahan. Tidak terkecuali ketika menentukan transportasi umum. Kehadiran ojek online (ojol) menciptakan masyarakat lebih gampang dalam berpergian. Salah satu alasan ojol sebagai transportasi umum diminati ialah alasannya ialah adanya layanan antar jemput di manapun termasuk pribadi di depan rumah.

Melihat fenomena ini, dr Em Yunir, Sp.PD, Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), menyampaikan bahwa kehadiran ojol ini dengan kemudahannya justru menciptakan masyarakat urban semakin malas yang alhasil mengacaukan contoh hidup sehat. Tidak heran kalau Jakarta mempunyai angka pravelensi diabetes tertinggi di Indonesia.

"Sekarang ada ojek online. Nah, sebetulnya ojol ini bikin lifestyle kita jadi ngaco dan mundur lagi. Orang jadi males jalan kan. Kita jadi keenakan," kata dokter Yunir.



Menurutnya, penggunaan ojol boleh saja. Namun, untuk menghindari pengimplementasian contoh hidup sehat yang semakin kacau, ojol seharusnya ditertibkan.

"Harusnya didisiplinin. Antar jemput harus di tempat tertentu, tidak sembarangan. Kalau kini jemput di stasiun, pribadi depan pintu," pungkasnya.



Simak Video "Menu Diet ala Korea Ini Bisa Cegah Diabetes Loh!"
[Gambas:Video 20detik]

Sumber detik.com

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama