Medsos Dibatasi, Pelaku Perjuangan Online Di Pekalongan Merasa Mati Suri
Medsos Dibatasi, Pelaku Usaha Online di Pekalongan Merasa Mati SuriPasar Batik Setono di Pekalongan (Foto: Robby Bernardi/detikcom)

Pekalongan -Pembatasan media umum (medsos) oleh Pemerintah semenjak Rabu (21/5) kemudian berdampak panjang bagi para pegiat perjuangan jual-beli online. Pedagang online di Pekalongan mengeluhkan omzetnya turun drastis alasannya ialah sarana promosi mereka sulit diakses.

Nurokhman (48) pedagang batik di Grosir Setono Pekalongan, mengaku semenjak beberapa hari ini hampir dipastikan orderan batik menurun. "Kita jualan batik tidak saja di pasar sini, namun juga memanfaatkan sosial media. Saat ini kacau sosial media susah sekali saluran masuknya," kata Nurokhman, Jumat (24/5/2019).

Padahal, selama ini justru melalui bisnis online inilah dirinya mengandalkan dagangan batiknya. "Kalau pasar ini ya nanti ketika arus mudik-balik ramainya. Selama ini kita mengandalkan orderan dari online. Apalagi jelang lebaran ajakan meningkat via online," jelasnya.


Nur menyampaikan selama tiga hari terakhir sepi order alasannya ialah calon pembeli tak dapat menentukan barang baik bentuk maupun warnanya alasannya ialah sarana promosi tak dapat diakses. "Kami anjlok orderan hingga 60 persen," harapnya.

Selain Nurokhan, pedagang online ainnya juga mengalami hal yang sama. Mereka kebanyakan sepi orderan semenjak adanya pembatasan saluran ke sosial media. Taufik Hidayat, Owner Gjava Wedang Indonesia, menilai pembatasan saluran medsos menciptakan limbung usahanya.

"Ibaratnya kita kehilanga arah. Toko kita seperti ditutup. Dibuka tidak bisa, orang yang mau melihat barangpun susah," kata Taufik Hidayat.

Apalagi produknya tidak hanya satu kemasan saja. Taufik mengaku produknya yang berupa aneka racikan rempah minuman tradisonal, sulit diakses oleh langgananya. "Biasanya kita komunikasi melalui facebook, instagram maupun pesan di WhatsApp. Namun sulit semua mereka susah menentukan produk kita," katanya.


Menurut Taufik dalam sepekan biasanya dapat kirim minimal 200 pack namun dalam beberapa hari ini hanya dapat 50 pack.

"Itupun order terlambat masuk. Biasanya mereka pesan hanya beberapa menit atau detik ini gres dapat kita saluran satu hingga dua hari," kata Taufik.

Hal yang sama dialami oleh Umam (38), seorang pengusaha pakaian melalui online. "Jelas Berpengaruh. Karena bisnis online kan mengandalkan chat dan kirim gambar-gambar produk. jikalau gak dapat diakses gimana kita mau jualan," katanya.



Simak Juga 'BPN Kritik Pemerintah yang Batasi Medsos, TKN Sebut Drama Berlanjut':

[Gambas:Video 20detik]



Sumber detik.com

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama