Perjuangan Emy, Driver Taksi Online Bertangan Tak Sempurna
Perjuangan Emy, Driver Taksi Online Bertangan Tak SempurnaFoto: Emy Karmila (42) (Dita-detikcom).

Denpasar -Memiliki cacat fisik semenjak lahir tak jadi penghalang bagi Emy Karmila (42) untuk bekerja. Meski hanya mempunyai satu tangan yang tepat secara fisik, Emy percaya diri menjadi driver taksi online, Go-car.

Emy bercerita sudah delapan tahun ini menjadi sopir freelance. Dia biasa membawa turis-turis mancanegara berkeliling menikmati wisata di Pulau Dewata. Di ketika bisnisnya jatuh, Emy balasannya memutuskan menjadi driver taksi online dengan cita-cita mendapatkan pemasukan yang stabil.

"Sopir travel freelance 8 tahun, cuma jikalau freelance kan bawa jikalau ada tamu, jikalau nggak ada nganggur. Terus mikir kan biasa naik Go-car kok kayaknya yummy ya ketemu orang gres terus, mulanya saya sudah harap-harap cemas pihak Gojek mau nerima saya. Pokoknya saya bismillah aja, ini sudah 9 bulan saya gabung Go-car," kata Emy ketika ditemui di sela perayaan Hari Kartini di kantor Gojek, Jl Teuku Umar, Denpasar, Bali, Rabu (24/4/2019).

Sebelumnya Emy merupakan pebisnis di bidang garmen dan pakaian, bahkan bisnis garmennya juga sudah melayani ekspor. Jatuh berdiri bisnis merupakan hal biasa untuknya, terlebih ketika perjuangan butiknya jatuh dan ditinggalkan rekannya dengan utang dan para pegawai yang harus digaji.

"Hidup saya nggak semudah orang lain, usia 15 tahun bapak ninggalin ibu dan saya anak tertua dari empat bersaudara. Tamat Sekolah Menengan Atas saya kerja art shop untuk adek-adek saya sekolah. Berkembang balasannya punya garmen sendiri sekitar 7 tahun bisnis gulung tikar ditipu tamu. Lalu buka toko dengan temen saya mulai naik lagi ditinggal. Saat sudah jatuh, utang numpuk ditinggal sendirian, pegawai harus digaji saya jual-jualin mesin jahit pokoknya pegawai semua harus digaji," kenangnya.

"Di ketika itulah gimana caranya kita survive dengan diri sendiri. Akhirnya dari situ mulai gabung jadi driver. Alhamdulilah kendaraan beroda empat masih leasing, bulanan tidak mengecewakan dan nutup pokoknya kencangkan ikat pinggang," tuturnya sambil tertawa.

Emy mengaku memang tak gampang menjadi driver taksi online, apalagi wanita. Meski begitu, beliau bersyukur para pelanggannya sanggup mendapatkan keadaan dirinya.

"Kalau sanggup bule lebih respect, jikalau orang kita sering khawatir saya jelasin sudah biasa travel balasannya ya mengerti. Saya nggak pernah ngancel trip, apapun saya ambil," ucap perempuan tamatan Sekolah Menengan Atas itu.


Hampir setahun bergabung, Emy mengaku nyaman menjalani profesinya sebagai driver taksi online. Dia mengaku banyak berguru dari para pelanggannya.

"Sukanya ketemu banyak orang, setiap hari kan saya berguru hal baru, alasannya yaitu yang naik kendaraan beroda empat saya kan dari profesi banyak macem. Pemasukan juga lumayan," ujarnya.

Setiap harinya Emy bekerja semenjak pukul 07.00-21.00 Wita. Salah satu yang menjadi pelecut motivasinya yaitu ibu kandungnya yang kini tinggal bersamanya.

"Enaknya Go-car nentuin jamnya sendiri. Ibu saya selalu pesen hati-hati jangan ambil trip jauh balasannya paling malem ya jam 21.00 Wita. Saya berjuang menyerupai ini nggak lepas dari doa ibu saya, cuma satu tujuan saya bahagiain ibu yang kini usianya 62 tahun," tuturnya.


Dia berharap para penyandang difabilitas lainnya juga pantang menyerah. Cacat fisik bukan halangan untuk beraktifitas dan mengekspresikan diri.

"Motivasinya jangan pernah mengalah dengan benda mati. Apapun sanggup kita lakukan, hingga kita nggak sanggup bener nggak sanggup. Bisa," pesannya.

Sumber detik.com

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama