Eks Elite Nato Peringatkan Uni Eropa Soal Intervensi Rusia Dalam Pemilu
Eks Elite NATO Peringatkan Uni Eropa Soal Intervensi Rusia dalam PemiluFoto ilustrasi: Bendera Uni Eropa dengan lubang menganga. (Dok. Getty Images)

Munchen -Mantan Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Anders Fogh Rasmussen memperingatkan Uni Eropa supaya mencegah intervensi Rusia dan kekuatan aneh terhadap Pemilu DPR Eropa. Pemilu akan digelar pada bulan Mei nanti.

Dilansir AFP, Minggu (17/2/2019), Pemilu itu bakal diikuti 350 juta warga 27 negara Uni Eropa. Dia menyebut ada "kekuatan jahat" yang mengintai.

"Berdasarkan pengalaman sebelumnya, sangat mungkin ada kekuatan aneh yang menargetkan banyak pemilu, termasuk yang dilakukan dengan cara membobol sistem pemilihan, secara belakang layar mendukung kandidat-kandidat, atau lewat berita-berita beracun di media tradisional maupun daring (online)," kata Rasmussen.



Mantan wakil presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan adanya intervensi Rusia dan pelaku-pelaku lain. "Khususnya dari Rusia dan juga aktor-aktor lain, untuk menghancurkan kepercayaan orang-orang pada tiap proses demokrasi di negara-negara kita," ujar Biden pada peluncuran bersama forum Komisi Transatlatik untuk Integritas Pemilu.

Dia menyebut ada bahaya serangan siber, efek operasi uang gelap, dan disinformasi. Mereka memunculkan inisiatif semoga parpol-parpol dan para kandidat menandatangani komitmen untuk tidak meminta tunjangan dan bersekongkol dengan orang yang hendak menghancurkan demokrasi.

Dia juga ingin semoga tak ada yang berbagi hasil audio atau video "deep fake", yaitu hasil manipulasi digital, serta penggunaan jejaring otomatis yang diistilahkan sebagai "bot" untuk berbagi pesan daring.



Inisiatif ini disebut sebagai kelompok politik bi-partisan transatlantik, berisikan pemimpin bidang politik, teknologi, bisnis, dan media. Mereka punya harapan mencegah "gelombang gres intervensi terhadap pemilu".

"Intervensi aneh terhadap pemilu bukan hanya bahaya serius terhadap institusi demokrasi, saya percaya ini juga merupakan bahaya terhadap keamanan," kata Biden.

Dia berbicara di sela program Konferensi Keamanan, Munchen. Kepala intelijen dari Jerman, Prancis, dan Inggris hadir di program ini. Kepala tubuh mata-mata Prancis DGSE, Bernard Emie, juga memperingatkan bahwa benua Eropa sedang menghadapi bahaya campur tangan dan aksi eksternal yang sedang bertumbuh.

"Ini tiba dari pihak negara dan non-negara," kata Bernard Emie yang memperingatkan soal serangan siber yang bertujuan mendestabilisasi proses elektoral.



Ngomong-ngomong soal intervensi Rusia, baru-baru ini ada gosip soal 'propaganda Rusia' di khalayak publik Indonesia. Awalnya, Jokowi yang merupakan capres petahana Pilpres 2019 bicara soal hal itu. Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia lewat akun Twitternya membantah adanya propaganda Rusia.

"Sebagaimana diketahui istilah 'propaganda Rusia' direkayasa pada tahun 2016 di Amerika Serikat dalam rangka kampanye pemilu presiden. Istilah ini sama sekali tidak menurut pada realitas," tegas Kedubes Rusia lewat akun Twitter resmi @RusEmbJakarta pada Senin (4/1/2019).

Jokowi sendiri menegaskan, istilah 'propaganda Rusia' hanya terminologi dari artikel yang ia baca. Itu bukanlah merujuk ke Rusia sebagai negara. "Ini kita tidak bicara mengenai negara, bukan negara Rusia tapi terminologi dari artikel di Rand Corporation," kata Jokowi ditemui di kediaman Akbar Tandjung, Jl Purnawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (5/2/2019).

Sumber detik.com

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama